2/10/2009
MANGGAN-MANGGAN
Ada banyak ritual di suku Batak tapi tidak semua aku mengerti. Orang tuaku tidak mengajarkan aku hal itu, mereka membiarkan aku dan keempat saudara kandungku untuk mencari dan mempelajarinya sendiri. Saya tidak dibesarkan di lingkungan suku Batak oleh karena itu sampai sekarang saya kurang begitu mengerti dengan ritual-ritual suku Batak. Tidak seperti teman-teman saya sekarang di bangku kuliah (teman-teman dekat saya mayoritas Batak), mereka hafal betul ritual-ritual tersebut. Tapi dari waktu saya kecil sampai usia 19 tahun sekarang, setiap saya dan keempat saudara saya mau ujian, tahun baruan,atau salah satu dari kami pergi, pasti kami dimasakkan satu ekor ayam yang dipanggang dan kata mamakku itu namanya manggan-manggan (dibumbui dengan macam-macam bumbu lalu diberi darah ayam) dan ditaroh diatas nasi lalu ayam tersebut disusun menjadi bentuk ayam dan disebelah kanan kirinya ada daun daun yang berisi hati ayam dan lain lain dari ayam yang sudah dibesi garam dan diberi bunga merah (merah sekali warnanya). Selain ada ayam, ada juga air yang diberi jeruk anggir, lalu ada daun sirih (demban). Saya tidak begitu hafal urutannya tapi yang saya ingat salah satu dari anggota keluarga kami yang dimasakkan ayam itu akan duduk didepan kami (ps: setiap oarng yang ikut acara ini harus pakai sarung, supaya rapi), lalu orang tua saya akan menyuruh saya memegang demban dan satu persatu secara bergantian drai mereka akan memberikan doa pada saya dengan cara saya dan mereka memegang ujung demban. Setelah itu, mamak mengambil daun sirih yang lain lalu memercikkannya ke piring ayam panggang itu terus daun sirih yang dia pegang sama yang tadi ditaruh dipangkuan saya. saya tidak begitu jelas apa yang saya makan duluan, yang saya ingat itu daging ayam yang tidak dimasak hanya direbus dengan air panas dan diberi garam, lalu ayam itu ditaroh didaun dan diberi bunga. daging itu harus dimakan semua bersama dengan bunga merah itu, sekaligus! pokoknya dimakan yang saya suka terlebih dahulu.
saya harus menghabiskan nasi dan daging yang saya suka tanpa perlu mengambil nasi dari tempat lain.
yang saya suka dari hal ini yaitu, saya diperlakukan seperti raja, tidak perlu memberesi piring-piring dan gelas-gelas, membersihkan tikar,dll, sehabis makan saya harus duduk saja dan biarkan anggota keluarga (mamak bapak juga) yang lain yang membereskan peralatan makan. enaknya kalau tiap hari dilayani. hehehhe
PS : gambar yang saya ambil itu setelah makanan disantap.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar