4/13/2009
Twilight Saga
Saya sudah membaca Twilight Saga ini 2 bulan yang lalu dan malasnya saya, saya baru membuat resensinya sekarang. Malasnya saya. Di buku pertama karangan Stephenie Meyer ini, saya telah jatuh cinta dengan sosok vampir seperti Edward Cullen dan manusia seperti Isabella Swan. Saya jatuh cinta dengan ceritanya dan setiap ada waktu luang saya selalu memutar dvdnya. Saya pikir Edward memiliki selera yang lumayan unik ketika dia memilih Bella untuk dijadikan pacarnya. Dia tidak begitu cantik (menurut bukunya, pemeran di filmnya cantikkk sekali, saya hampir tergila-gila dengan kecantikannya), pintar, dsb, sedangkan Edward begitu tampan, cool, dan banyak wanita di sekolahnya yang mengagumi dia.
Edward di buku pertama ini begitu amat jatuh cinta pada sosok Bella, Bella baginya adalah sosok wanita yang pikirannya tidak bisa dibaca oleh Edward sehingga itu yang membuat dia penasaran. Di buku kedua yaitu New Moon yang akhir tahun ini akan tayang filmnya, cerita mulai berbeda lagi. Bella yang tengah mengadakan pesta ulang di rumah Cullen bersaudara tahun (dan itu hal yang dibenci oleh dia) mengalami insiden yang hampir mencelakakan nyawanya dan hal itu membuat Edward rela meninggalkan Bella agar Bella aman tanpa kehadiran keluarga vampir Cullen. Sepeninggalan Edward, Bella seperti mayat hidup berjalan, hidupnya durjana. Hal itu perlahan-lahan berakhir ketika dia bergabung bersama sahabat lamanya Jacob Black (dia banyak melakukan hal baru). Tapi ketika mendengar Edward akan bunuh diri di Italia (tempat kediaman keluarga Volturi), dia kembali mengejar cintanya dan menyusul Edward ke Italia agar Edward tidak melakukan hal konyol itu. Akhirnya mereka bersatu kembali. Buku ketiga yaitu Eclipse sungguh membuat saya sangat kesal kesal kesal. Vampir wanita yang menyimpan dendam pada Bella datang lagi tetapi verhasil dibunuh oleh Edward. Tetapi bukan itu yang membuat saya begitu kesal, ini karena soal sikap Bella. Saya pikir dia begitu plin plan dan serakah (istilah saya ya, saya tidak dapat menemukan kata yang tepat). Dia selalu bilang pada Edward “aku mencintaimu”, “apalah jadinya hidupku jika kau tidak ada”, dan banyak kata lagi yang menggambarkan kalau dia itu sungguh bagian hidup dari Edward. Tapi apa?. Bella selalu bilang begitu, tapi dia masih mendekati Jacob, bermesraan dengan Jacob, berciuman dengan Jacob, dll seakan-akan mereka itu sepasang kekasih. Saya juga sangat kesal dengan sikap Jacob. Entahlah, dia seperti orang yang sellau memaksakan kehendaknya.
Tapi kekesalan saya dibayar dengan buku keempat Breaking Dawn. Cita-cita saya tercapai dibuku ini, Bella akhirnya menjadi bagian dari kevampiran Edward setelah dia menikah dan melahirkan, Bella mempunyai putri yang diberi nama Renesmee, Bella mempunyai keahlian khusus sebagai vampir, mereka hidup bahagia dan yang paling saya suka yaitu Bella tetap berpasangan dengan Edward.
Saya akan menunggu film-filmnya. Saya berpikir, Bella saja bisa menjadi pasangan hidup Edward yang notabene seorang vampir. Berarti tidak ada yang mustahil kalau saya menjadi pasangan hidup Muara yang notabene juga manusia seperti saya. Bella saja bisa, mengapa saya tidak. 10 untuk keempat buku ini. (:
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar