yah semua dimulai dari si aji,aji mumpung maksud saya, mumpung dikasi gratis internet, mumpung yang punya komputer lagi gak di rumah, mumpung abang Edor lagi eprgi, jadi intinya bebas pakai internet. Memang benar Natal tahun ini Natal kelabu, tak salah aku mengatakan itu. Bangun siang, tidak kebaktian, hanya diam di kamar dan ditemani soekor kecoa bernama Pitri. yahhh mungkin saya memang telah terlupakan. Teman yang katanya ada disaat susah maupun senang, tak terdengar lagi dengungannya, ucapan selamat Natal pun tak ada. Tak diragukan lagi, memang saya telah terlupakan. Saya menyadari kini saya sangat merindukan Bapak dan Ibuk. Kata-kata sederhana Santus, seorang buta yang berpikir sangat realistis dan logis, teman yang sangat mudah sekali akrab, katanya "walaupun jauh dari orangtua, orangtua tak akan melupakan anak, anak tak akan melupakan orangtua". Sederhana tapi sanggup membangkitkan trenyuhku, mata merah dan akhirnya airmata mengucur *terimakasih Tuhan dia tak bisa melihatku menangis*. Setidaknya itu yang kualami sekarang, Ibuk yang tak mau berbicara denganku padahal saya menyimpan banyak sekali cerita untuknya. adakah Ibuk untukku?apakah saya benar benar memiliki Ibuk?apakah saya hanya numpang rahimnya saja?
Natal saya dalam keterpurukan, ditinggalkan teman-teman, kuingat kalimat itu, yahhh kalau orang punya baju baru, pasti baju lama terlupakan dan tak akan pernah dipakai lagi. Begitulah dengan teman, kalau sudah punya teman baru, teman lama buat apa? KALAU BUTUH SAJA DEH !
Terimakasihlah. Setiap hari adalah hari baru, begitu kata John Ondrasik. Kalau tak bisa bersama-sama dengan teman, mengapa tak sendiri saja?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar