1/31/2011

Menunjukkan Ekspresi

Hai, orang-orang, apa kabar? Suasana hatiku lagi buruk akhir-akhir ini, tapi kalau ingat Pierre Bouvier, John Mayer, Dougie Poynter, John Vesely, David Kennedy, dan Ryan Cook, aku jadi senyum lagi. Yah, cuma mereka yang bisa buat aku senyum-senyum sendiri (?) :D. Bicara tentang idola, aku punya banyak idola., bahkan sampai membuat aku tergila-gila. Ada sebagian orang yang mungkin tidak bisa tergila-gila pada sosok seorang, dan itu wajar. Mengidolakan seseorang itu hak seseorang, jadi tidak suatu keharusan yah. Mengidolakan seseorang juga hak seseorang, jadi itu juga wajar yah. Jadi kamu jangan merasa aneh kalau memang mengidolakan seseorang. Aku menyukai orang yang bisa menunjukkan ekspresinya (bahasa, mimik muka, dan gerakan tubuhnya menunjukkan suasana di mana dia sedang berada atau apa yang sedang diobrolkan). Bisa dibilang aku juga selalu menujukkan ekspresiku. Kalau ada lagu asyik yang membuat badan tak berhenti bergoyang, aku bergoyang; ketika aku bertemu idola-idolaku, aku kehabisan kata-kata, memasang ekspresi sangat kagum, dan berteriak-teriak; saat seorang teman bilang kalau dia akan berlayar ke benua yang sebenarnya ingin aku singgahi sejak dulu, aku KAGUM dan hanya sanggup berkata, "WOW, you're fucking shit. Aku bener-bener pengen ke sana! Kamu beruntung sekali."; haduh, banyak sekali bentuk ungkapan ekspresi itu. Kadang ada sebagian orang yang menganggap suatu hal itu biasa saja, jadi  kadang ekspresi mereka akan biasa saja saat menceritakannya, tapi cobalah menggangap suatu hal itu luar biasa, itu asyik sekali loh!! Percaya padaku. Tapi jangan samakan menunjukkan ekspresi dengan lebay atau bahkan mengarah ke alay. Pada dasarnya terdapat perbedaan yang sangat signifikan (?) antara menunjukkan ekspresi dengan lebay mengarah ke alay. Kalau menunjukkan ekspresi adalah bentuk ungkapan perasaan yang dirasakan dan dimunculkan lewat bahasa yang menarik dan kreatif, gerakan tubuh  dan mimik muka yang tidak berlebihan (masih dalam batas wajar dan normal). Sementara itu, lebay mengarah ke alay adalah menunjukkan ekspresi secara berlebihan dan tidak tahu sikon (bahkan terkesan abnormal). Bahasa, mimik muka, dan gerakan tubuh juga sangat berlebihan atau overdosis. Yah, semua yang berlebih itu tidak baik. Memang semua orang ingin yang lebih-lebih; lebih pintar, lebih bijaksana, lebih cantik atau cakep, lebih rajin, lebih tinggi, atawa lebih berbakat. Tapi sepertinya tidak untuk hal satu ini yaitu berlebih atau overdosis dalam hal berbahasa, bergaya, atawa menunjukkan gerakan tubuh. Oke, selamat berekspresi, orang-orang. Ciao. :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar