2/03/2011

Berteman

Selamat hari Imlek, orang-orang, buat yang merayakannya:). Oh, senangnya aku bisa libur satu hari. Kondisi badanku benar-benar enggak enak akhir-akhir ini. Kalau kata Bang John Vesely di lagu Something More tuh gini, "I lie awake again. My body's feeling paralyzed..." Nah, kalau Mbak Tyas menerjemahkannya jadi, "Awakku remuk." Hahaha. Pokoknya itu yang aku rasakan sekarang; badan serasa remuk, mata panas, dan mulut terasa pahit. Dan tahu itu tanda-tanda apa? Pagi tadi datanglah si doi (sohib bulanan). Haduh, aku pikir aku kena cikumunya atawa deman berdarah *berharap besar karena kepengen dirawat di RS*. Bicara tentang hari ini, aku suka hari ini. Selain karena libur dan bisa santai, jalanan juga sepi jadi enggak macet. Tapi yah jangan setiap hari sepi gitu, bisa-bisa nanti ada kabar panas kalau Bandung tuh enggak laku :)). Yah, kalau bisa Senin sampai Minggu deh enggak macetnya (?). Sekedar informasi, aku masih memakai baju yang sama dengan hari kemarin saat aku kerja dan aku belum mandi dari kemarin sore. Aku belum sempat (?) menggantinya. Aku nyaman banget kok dengan baju ini *hihihi alasan*. Sekarang sudah sore lagi :)).
Aku berencana menonton hari ini, The Mechanic. Tapi sudah 3 hari berturut-turut gagal terus. Lupakan! Ayo berbicara tentang teman. Berteman itu hak masing-masing orang. Kalau kamu mau berteman dengan satu orang saja, belasan, puluhan, bahkan ribuan orang, itu hakmu, sepenuhnya hakmu. Dan kalau kamu memilih untuk tidak berteman, itu juga sepenuhnya hakmu. Tapi mungkin orang-orang akan memandang aneh dirimu, menganggap kamu makhluk luar angkasa, tidak bisa bersosialisasi, sombong, tidak butuh orang lain, atau semacamnya. Berteman itu kebutuhan. Kamu mungkin banyak teman, tapi tentu tidak semua temanmu itu mengenal satu dengan yang lainnya. Kalau kamu butuh teman yang satu, kamu akan datang ke dia, dan seterusnya. Kalau kamu butuh seseorang menolong kamu dalam suatu masalah atau kejadian, kamu juga bisa minta tolong pada salah satu atau salah dua temanmu; saat kamu ingin main atau sekedar menonton ke bioskop dan minta ditemani, kamu akan menghubungi salah satu atau salah dua, tiga, empat dari mereka. Itu namanya kebutuhan. Kamu berteman dengan seseorang karena kamu butuh dia. Benar 'kan? Jarak juga sangat mempengaruhi pertemanan. Contohnya begini, ketika kamu ingin pergi ke suatu tempat, ada teman dekatmu yang rumahnya lebih dekat dengan rumahmu. Jadi kamu mungkin memilih dia untuk menemanimu ketimbang teman dekatmu  *yang lain* karena rumah dia jauh. Selain itu,  berteman juga masalah nyaman atawa tidak nyaman. Kamu mungkin memiliki banyak teman, tapi pasti di antara mereka semua, ada beberapa yang kamu tidak merasa nyaman berteman dengan mereka. Yah, walaupun kamu tetap berteman dengan beberapa mereka itu. Nah, itulah pangkal dari anggapan "dia merebut temanku" atawa semacamnyalah. Aku dulu beranggapan begitu, tapi sekarang aku mulai belajar mengerti kalau berteman itu atas dasar butuh atau tidak, jarak, dan nyaman atau tidak. Kalau ada seorang teman yang tiba-tiba jauh dari kita, mungkin dia sudah merasa tidak nyaman dan tidak butuh lagi. Dan dia  pasti sudah menemukan orang yang tepat untuk dia temani. Itu wajar karena memang itu dasar dari pertemanan. Aku belajar banyak dari Sarijem kalau berteman itu seperti yang aku bilang tadi. Tidak ada rebut-rebutan teman. Setiap orang punya hak untuk memilih dia akan berteman dengan siapa. Oke, selamat berteman dengan siapa saja dan bersiap-siap kalau suatu saat kalian akan tiba-tiba jauh dan berpisah. Ciao, orang-orang. :) 
-ars-

4 komentar:

  1. yyaa..thats right..^^..
    berteman itu tidak harus selalu bersama..
    tapi teman akan selalu mendukung temannya..dan menegur temannya ketika temannya salah..

    BalasHapus
  2. Absolutely right, babe. Kamu salah satu teman terbaik. Cheers! *angkat gelas*

    BalasHapus
  3. *kampai
    *ya kapan kapan kita harus merayakan pertemanan ini dengan *gelas sungguhan..^^

    BalasHapus
  4. Hahaha, oke kita ke Lapo Tuak yah. :))

    BalasHapus